BAB III SUSILA
A.
Pengertian
dan Bagian-bagian Catur Warna, Catur Asrama dan Catur Purusartha
1.
Catur Warna
a.
Pengertian :
Berasal dari Bhs. Sanskerta, Warna berasal
dari urat kata Vr: pilihan. Jadi catur warna berarti empat pilihan bagi setiap
orang terhadap profesi yang cocok untuk pribadinya masing-masing. Warna
diartikan juga : tutup, penutup, warna, bagian luar, jenis, watak, bentuk dan
kasta.
Jadi, Catur Warna berarti empat pengelompokan
masyarakat dalam kemasyarakatan Agama Hindu yang ditentukan berdasarkan
profesinya.
Bhagawadgita
XVIII.42 :
“Brahmanaksatriyavisam,
sudranam
ca paramtapa,
karmani pravibhaktani,
svabhava
prabhavair gunaih”.
Artinya
:
“Oh,
Arjuna tugas-tugas adalah terbagi menurut sifat dan watak kelahirannya sebagai
halnya Brahmana, Ksatriya, Vaisya, dan juga Sudra”.
Oleh
karena itu kita harus mau dan mampu mengakui kemampuan dan profesional ciptaan
Tuhan secara jujur dan bertanggung jawab. Jangan merendahkan orang lain. Jadi
Catur Warna memiliki manfaat yang sangat strategis dalam upaya meningkatkan
profesionalisme umat Hindu.
b.
Bagian-bagian Catur Warna
- Brahmana Warna : individu
atau golongan masyarakat yang berkecimpung dalam bidang kerohanian.
- Ksatrya Warna : individu atau golongan
masyarakat yang memiliki keahlian dalam memimpin bangsa dan negara.
- Wesya Warna : individu atau
golongan masyarakat yang memiliki keahlian dibidang pertanian dan
perdagangan.
- Sudra Warna : individu atau
golongan masyarakat yang memiliki keahlian dibidang pelayanan atau
membantu.
2.
Catur Asrama
- Pengertian :
Berasal dari Bhs. Sanskerta, catur =
empat ; asrama = tempat/lapangan kerohanian, jenjang kehidupan. Jenjang
kehidupan itu berdasarkan atas tatanan rohani, waktu, umur dan sifat prilaku
manusia. Jadi Catur Asrama berarti empat jenjang kehidupan yang berlandaskan
petunjuk kerohanian Hindu.
- Bagian-bagian Catur Asrama
Silakrama
hal 8; sbb :
Catur
Asrama ngaranya Brahmacari, Grhastha, Wanaprastha, Bhiksuka, Nahan tang Catur
Asrama ngaranya
Artinya : yang bernama Catur Asrama
ialah Brahmacari, Grhastha, Wanaprastha dan Bhiksuka
- Catur
Purusartha / Catur Warga
- Pengertian
:
Catur
= empat ; purusa = jiwa/manusia ; artha = tujuan hidup. Jadi Catur Purusartha
berarti empat tujuan hidup manusia yang utama. Sedangkan Warga : jalinan erat
atau golongan, sehingga Catur Warga : empat tujuan hidup manusia yang utama
yang terjalin erat antara satu dengan lainnya.
- Bagian-bagian
Catur Purusartha :
Ø
Dharma
Ø
Artha
Ø
Kama
Ø
Moksa
- Hubungan Catur Warna dengan Catur Asrama
Hubungan
ditinjau dari 2 segi, yakni :
- Menurut
Sastra Drsta : dalam Yayur Weda XXVI.2 menandaskan semua pihak, termasuk
sudra berkesempatan mempelajari Weda. Ini berarti sudra pun boleh melalui
proses brahmacari. Kemudian dalam Sarasamuscaya, 55 dan Manawa
Dharmasastra X.4, disebutkan ke-4 warna kedudukannya sama, hanya saja
sudra tidak melalui proses dwi jati.
- Menurut
Loka Drsta : menurut pandangan masyarakat yang telah dituangkan dalam
beberapa literatur yang menguraikan ajaran-ajaran Agama Hindu.
Sumber-sumber ini mengalami penyimpangan seperti :
Ø
Buddha
Gautama dan Pandit Nehru berkehendak menghapus sistem kasta,
Ø
Drs.
Abu Achmadi dalam buku “Perbandingan Agama” : menjelaskan Catur Warna
berdasarkan kelahiran dan Brahmana golongan paling tinggi.
Ø
Dr.
A. G. Honing Jr., dalam buku “Ilmu Agama” menjelaskan ketiga golongan
butuh mempelajari Weda, tetapi sudra tidak.
Dengan ajaran Catur Warna umat
Hindu diharapkan bekerja dan mengabdi atas dasar bakat dan keahliannya sehingga
kita akan mendapatkan tenaga-tenaga yang tepat pada bidangnya masing-masing
(the right man on the right place).
Dari bagian Catur Asrama itu
masing-masing dapat dijelaskan sbb :
- Brahmacari
Asrama : masa menuntut ilmu baik iptek dan imtak. Brahmacari dibedakan
atas 3 (tiga) :
- Sukla
Brahmacari : orang yang tidak kawin selama hidupnya, dan bukan karena
sakit. Contoh : Sang Laksamana.
- Sewala
Brahmacari Asrama : orang yang hanya kawin sekali saja dalam hidupnya.
- Krsna
Brahmacari Asrama : orang yang kawin lebih dari sekali, maksimal 4 kali.
- Grehasta
Asrama : masa hidup berumah tangga.
- Wanaprasta
Asrama : masa hidup yang perlahan-lahan mengasingka diri dari kesibukan
duniawi.
- Bhiksuka
Asrama : masa melepaskan segala kegiatan dan ikatan keduniawian secara
tuntas.
Antara Catur Warna dengan Catur
Asrama mempunyai hubungan secara vertikal (satu dengan lainnya berstruktur),
dan horizontal (sejajar/sejalan).
- Hubungan Catur Asrama dengan
Catur Purusa Artha.
Catur
Purusa Artha, terdiri dari :
- Dharma
Berasal
dari urat kata “dhr” : memelihara, memangku / mengatur. Jadi dharma artinya
sesuatu yang mengatur / memelihara dunia beserta semua mahluk. (Santi Parwa
109,11) Dharma juga merupakan suatu tugas, dan untuk melaksanakannya perlu
pedoman “Catur Dharma” seperti:
- Dharma
Kriya : berbuat, berusaha dan bekerja untuk kebahagiaan keluarga dan
masyarakat. Dharma Kriya harus dilandasi dengan Sad Paramita, yakni :
1)
Dana
Paramita : berbuat dharma, amal dan kebajikan.
2)
Ksanti
paramita : mengampuni orang lain.
3)
Wirya
Paramita : mengutamakan kebenaran dan keadilan.
4)
Prajna
Paramita : bersikap tenang, cakap dan bijaksana dalam menghadapi segala
persoalan.
5)
Dhiyana
Paramita : menyayangi semua mahluk.
6)
Sila
Paramita :selalu menerapkan tri kaya parisuda dlm pergaulan.
a)
Dharma
Santosa : kedamaian lahir batin.
b)
Dharma
Jati : mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi.
c)
Dharma
Putus : melakuakan kewajiban dengan penuh keikhlasan berkorban, menanamkan
keadilan, dan mengutamakan penanaman budi baik.
- Artha
Sebagai
tujuan dari Catur Purusartha, kata Artha : harta / kekayaan. Harta itu harus
disalurkan ketiga jurusan :
- Moha
Don Dharma Karya : yaitu untuk dharma (yadnya, dana, sosial).
- Moha
Don Artha Karya : yaitu untuk kemakmuran dan kesejahteraan (Bhoga =
pangan, upabhoga = sandang, paribhoga = papan, dagang, perusahaan ).
- Moha
Don Kama Karya : yaitu untuk kenikmatan , makanan, pendidikan (kesenian,
olahraga).
- Kama
Berarti
nafsu atau keinginan yang dapat memberikan kepuasan atau kesejahteraan hidup.
Kama diartikan juga kesenangan atau
cinta kasih dengan penuh keikhlasan terhadap
sesama mahluk hidup yang lumbrah dengan istilah Tri Parartha, yakni :
- Asih
: mengasihi sesama mahluk; salig asah = saling menghargai ; saling asih =
saling mencintai ; saling asuh = saling menghormati.
- Punya
: cinta kasih yang diwujudkan dengan dana punia.
- Bhakti
:cinta kasih dan sujud memuja Ida Sang Hyang Widhi.
4.
Moksa
:kebahagiaan
spiritual yang kekal abadi (suka tan pawali duka).
Jadi hubungan Catur Asrama dengan
Catur Purusartha adalah:
Catur Purusartha
merupakan landasan moral bagi umat untuk mewujudkan ajaran Catur Asrama.
Unsur-unsur Catur Purusartha hendaknya dimanfaatkan secara menyatu dengan tetap
memberikan suatu dominasi dari masing-masing jenjang kehidupan. Pada fase
Brahmacari, hendaknya dharma diutamakan. Pada fase Grehasta hendaknya mengutamakan artha dan kama yang dilandasi dharma. Pada
fase Wanaprastha mengurangi kama untuk melepaskan ikatan keduniawian. Dengan
demikian pada fase Bhiksuka Moksa dengan mudah dapat diwujudkan.
- Contoh-contoh Kehidupan
Catur Warna dan Catur Asrama dalam Masyarakat Hindu.
Masa menuntut ilmu dalam Catur Warna
tergolong Brahmana Warna, sedangkan dalam Catur Asrama tergolong Brahmacari
Asrama. Saat menjadi pemimpin rumah tangga tergolong Ksatrya Warna atau
Grahasta Asrama. Setelah meninggalkan rumah tangga, mengasingkan diri dari
keramaian, melupakan ikatan keduniawian, mengolah pertanian dan perdagangan
untuk kemakmuran masyarakat banyak adalah wujud fase Wanaprasta (Wesya Warna).
Akhirnya mempersiapkan diri untuk mendalami kerohanian, mengajar dan
menyebarkan dharma, dengan suatu pelayanan yang tulus adalah wujud dari Sudra
(Bhiksuka Asrama).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar