BAB II BUDAYA HINDU
- Pengertian :
Budaya
, terdiri bari “Budi” yang artinya sesuatu yang bernilai tinggi : sedangkan
“Daya” artinya kemampuan membuat karya yang bermutu. Jadi, “Budaya Hindu”
artinya hasil kreatifitas masyarakat Hindu menciptakan karya yang bermutu untuk
meringankan masyarakat Hindu dalam kehidupan beragama maupun dalam kehidupan
sehari-hari, dalam hal ini adalah dalam bentuk seni : (Kamus Besar Bhs. Indonesia )
- Jenis-jenis
seni keagamaan
Seni keagamaan pada dasarnya dibagi
atas dua jenis, yakni :
- Seni Sakral : seni yang difungsikan sebagai
pengiring atau pelengkap upacara.
- Seni Profan : seni yang
difungsikan sebagai penghibur pada upacara
Perbedaan
antara Seni Sakral dengan Seni Profan,
adalah :
- Seni Sakral tidak disewakan,
tetapi Seni Profan sebaliknya.
- Seni Sakral berfungsi
sebagai pelaksanaan atau pemuput karya, tetapi Seni Profan untuk
menghibur.
- Seni Sakral dipasupati
dengan tujuan sebagai alat pelaksanaan upacara, tetapi
Seni Profan dipasupati agar bisa menarik minat penonton.
- Seni Sakral menggunakan alat
perlengkapan upacara yg khas, sedangkan Seni Profan tidak.
Adapun
jenis – jenis seni sakral yang mengiringi pelaksanaan Panca Yadnya :
- Seni Tari : Rejang, Pendet, Baris, Sang Hyang, Bedaya
Semang, Tor Tor, dan Gantar.
- Seni Suara : Wargasari,
Sekar Madya, Sekar Agung, Sloka, Palawakya, dan Gending Sang Hyang.
- Seni Tabuh : Gambang, Soron, Selonding , Gong Beri, Gong
Luwang, Angklung, dan Gender Wayang.
- Seni Bangunan : Padmasana,
Meru, Rong Tiga, Candi Bentar, dan Tugu Karang.
Sedangkan
yang dapat digologkan ke dalam Seni Profan, yakni :
- Seni Tari : Wayang, Cak,
Gambuh, Janger, Topeng, Legong, Oleg, Sendratari, Drama Gong, dan Arya.
- Seni Suara : Sekar Alit dan
gending Daerah.
- Seni Tabuh : Pegambuhan,
Pengarjan, Semar Pegulingan, Gong Kebyar, Pelegongan, Pejangeran , Joged
Pingitan, Angklung Bilah, Gangsa Jongkok, Joged Bungbung, Bebonangan, dan
Gong Suling.
- Seni Bangunan : Bangunan Tradisional,
Bangunan Pariwisata, Bangunan Sosial, dan Bangunan lainnya.
- Tujuan
dan Makna Seni Keagamaan
Secara umum tari keagamaan memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :
- Ungkapan tariannya
meniru gerak ritmis gerak alam.
- Ritmis gerak dilakukan
dangan spontanitas pencurahan jiwa penarinya.
- Dalam penampilannya
dirasakan adanya suasana mistik, magis dan religius.
- Ekspresi tarian erat
kaitannya dengan peristiwa yang menjadi tujuan yang ingin dicapai.
- Biasanya dilakukan oleh
banyak orang.
- Istrumen musik vokal sangat
sederhana tetapi dapat menggugah alam rasa yang sangat dalam.
- Biasanya sering terjadi
pengulangan gerak dan musik dengan tujuan mempercepat terciptanya mistik
dan magis.
Peralatan-peralatan
yang dipergunakan oleh para penari sakral, adalah :
- Tari Pendet : sarananya
canang sari, pasepan, tetabuhan.
- Tari Rejang : menggunakan
gelungan serta benang penautan yang diliitkan pada tubuh para penarinya
(khususnya untuk Rejang Renteng).
- Topeng Sidhakarya : dengan
beras sekaruranya.
Beberapa
bentuk dan sikap seni tari yang harus dipentaskan dalam mengiringi pelaksanaan
yadnya adalah :
- Pada upacara Dewa Yadnya
dipentaskan : Tari Rejang, Baris Tombak, Baris Tamiang, Baris Panah.
Sedangkan Bebalinya : Tari Topeng Sidhakarya, Tari Gambuh, dan Wayang
Lemah.
- Pada upacara Rsi Yadnya
dipentaskan : Wayang Lemah dan Topeng Sidhakarya.
- Pada upacara Pitra Yadnya
dipentaskan : Tari Baris Katekok Jago, Baris Dadap saat upacara ngaben. Sedangkan pada
upacar Atma Wedana ipentaskan Wayang Lemah.
- Pada upacara Manusa Yadnya
dipentaskan : Wayang Sudhamala, Wayang Mpu Leger, dan Wayang Sapuh Leger.
- Pada upacara Bhuta Yadnya :
Tari Sang Hyang dan Wayang Lemah.
Keberadaan
jenis-jenis tari sakral di masing-masing daerah, adalah :
- Tari Bedaya Semang bari
Yogyakarta dan Jateng.
- Tari Sanyang atau Seblang
dari desa Cungkling , kab. Banyuwangi, Jatim, sebagai pemujaan Dewa Siwa.
- Tari Tor Tor dari Sumatra, yaitu
di Tanah Batak untuk pemujaan kepada para Dewa dan Roh Leluhur.
- Tari Gantar dari Kalimantan,
untuk memohon berkah dari Dewi Sri atau Dewi Padi.
D. Manfaat
Seni Keagamaan Hindu dalam Pembentukan
Kepribadian (Seni Tari)
Persyaratan penari Seni Sakral adalah (Wali):
- Masih gadis atau telah
monopouse.
- Membawa sarana upacara.
- Gerakannya mengikuti gerak
alam.
- Ada suasana mistik, magis
dan religius.
- Diperagakan secara
kolektif.
- Tari Wali
Seni Tari Wali tidak
mengungkapkan cerita, namun bersifat simbolis dan bernilai religius, seperti :
1)
Tari
Rejang adalah simbol Widyadara dan Widyadari yang menuntun Bhatara turun ke
dunia.
2)
Tari
Pendet melambangkan persembahan kepada Dewa.
3)
Tari
Baris melambangkan kepahlawanan .
4)
Tari
Sang Hyang sebagai penolak bala atas malapetaka.
- Tari Bebali : yaitu tarian
yang sifatnya penuntun atau pengiring upacara yadnya yang sedang
berlangsung sehingga ceritanya pun disesuaikan dengan upacara yang sedang
berlangsung , seperti :
- Wayang Lemah : sebagai
sarana penghubung antara alam tidak kekal (nyata) dengan alam niskala
(tidak nyata). Dalam lakunya meningkatkan pribadi yang mulia dan rasa
bhakti kepada Tuhan.
- Tari Gambuh : dipentaskan
saat Dewa Yadnya sebagai persembahan kepada Dewa dan Leluhur.
- Tari Topeng , contoh :
Topeng Sidhakarya melambangkan Wisnumurti sebagai pemuput karya.
- Tari Balih-balihan , tari
yang berfungsi sebagai hiburan dan diciptakan berdasarkan tuntunan Budhi
Luhur. Jadi jenis Tari Wali dan
Bebali mampu membentuk kepribadian umat yang damai tenang dan suci lahir
batin.
Kunjungi juga blog saya, http://wayanrudiarta.blogspot.co.id/
BalasHapusBanyak posting terkait agama