Selasa, 29 Maret 2016

MAKALAH AGAMA HINDU (KONTRIBUSI AGAMA HINDU DALAM BIDANG POLITIK, BERBANGSA Dan BERNEGARA)



MAKALAH
AGAMA HINDU

Meteri :
KONSTRIBUSI AGAMA HINDU DALAM
 KEHIDUPAN POLITIK, BERBANGSA DAN BERNEGARA

Oleh :
1.    Ni Komang Ayu Snana Widiasih           (15101121)
2.    Ni Komang Sri Yuli Utari                       (15101732)
3.    Ni Luh Putu Hetilia Maryani                  (12101139)
4.    Ni Luh Raka Widiantari                          (15101442)
5.    Ni Luh Widi Rahayu                                (15101130)
6.    Ni Made Dewik                                        (15101126)
7.    Ni Made Sukma  Jaya Wardani               (15101208)
8.    Ni Putu Ari Trisna Dewi                          (15101613)

KATA PENGANTAR
Om Swastyasu
Puja dan Puji Syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas Asung Kerta Wara NugrahaNya lah Makalah yang berjudul “Kontribusi Agama Hindu Dalam Kehidupan Berpolitik Berbangsa dan Bernegara’’ ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Kami Menyadari bahwa isi makalah ini masih banyak kekurangan,untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat dan berguna untuk para pembaca.

                                                                      Denpasar, 24  Desember 2015

                                                                                        Penulis

                                                                                                           






DAFTAR ISI
Judul Makalah…………………………………………………………... i
Kata Pengantar………………………………………………………….. ii
Daftar Isi………………………………………………………………... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1            Latar Belakang……………………………………………... 1
1.2            Rumusan Masalah…………………………………………..  2

1.3            Tujuan……………………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1     Agama Hindu ……………………………………………… 3
2.2     Sejarah Munculnya Agama Hindu ………………………… 4
2.3     Perkembangan Politik di Indonesia ……………………….. 5
2.4     Konstribusi Agama Hindu dalam  Kehidupan
Berpolitik, Berbangsa dan Bernegara…………………….... 8
2.5     Pengaruh Agama Hindu dalam  Kehidupan Berpolitik,
Berbangsa dan Bernegara …………………………………. 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………… 11
3.2 Saran………………………………………………………….. 11
REFERENSI …………………………………………………................ 12




BAB I
PENDAHULUAN
1.1   LATAR BELAKANG    
Dikaitkan dengan “Pembinaan moral dan etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara khususnya bagi seluruh bangsa Indonesia dalam wawasan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945”. Sloka Kekawin Ramayana tersebut adalah sebagai berikut :
Sangkaning wruh aji ginego
Nitijnacara kapuhara
Pandyacarya dwija payun
Gongentatah ikang asih
Kekawin Ramayana. III.63
Artinya :         Asal kepandaian itu ialah karena pengetahuan dipatuhi
Kebijaksanaan membawa sikap prilaku
Para sarjana, para guru dan para pendeta supaya dihormati
Besarkan olehmu kasih aying itu
Maka sejalan dengan perjuangan bangsa kita untuk mengisi Kemerdekaan Bangsa dan Negara Indonesia melalui Pembangunan Nasional yang meliputi segala aspek guna menuju masyarakat Indonesia yang adil dan makmur, merata material dan sepiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, maka pembangunan itu berhasil apabila ada keseimbangan antara kebutuhan material dan sepiritual masyarakat. Karena itu perlu dikembangkan upaya-upaya kita untuk mencari dan mengali nilai-nilai spiritual tersebut.  Dari arti sloka ini,  maka dapat pula dihubungkan dengan pandangan terhadap tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdapat pada pembukaan UUD 1945 alenia keempat. Karena pentingnya pembentukan perilaku yang berpengaruh terhadap  kehidupan berbangsa, juga merupakan cerminan moral dan etika  suatu bangsa. Agar dapat lebih jelas masalah pembinaan moral dan etika yang terkandung dalam makna sloka ini, perlu disampaikan hal-hal yang dapat memudahkan, seperti dengan menggunakan berbagai pengertian dan difinisi. Sloka ini mempunyai makna terhadap pembinaan moral dan etika untuk tujuan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

1.2   RUMUSAN MASALAH
1. Apa Itu Agama Hindu?
2. Bagaimana Sejarah Munculnya Agama Hindu?
3. Bagaimana Politik di Indonesia?
4. Bagaimana Konstribusi Agama Hindu dalam  Hubungan Politik, berbangsa dan bernegara?
5. Bagaimana Pengaruh Agama Hindu dalam  hubungan politik, berbangsa dan bernegara?


1.3.TUJUAN
            Sejalan dengan latar belakang rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan agar pembaca dapat mengetahui:
1. Untuk Mengetahui apa itu Agama Hindu?
2. Untuk Mengetahui bagaimana Sejarah Munculnya Agama Hindu?
3. Untuk Mengetahui bagaimana Politik di Indonesia?
4.Untuk Mengetahui bagaimana Konstribusi Agama Hindu dalam Kehidupan Berpolitik, Berbangsa dan Bernegara?
5. Untuk Mengetahui bagaimana Pengaruh Agama Hindu dalam  Kehidupan Berpolitik, Berbangsa dan Bernegara?




                                                                                                                                                          


BAB II
PEMBAHASAN

2.1     AGAMA HINDU
Agama Hindu (disebut pula Hinduisme) merupakan agama dominan di Asia Selatan, terutama di India dan Nepal yang mengandung aneka ragam tradisi. Agama ini meliputi berbagai aliran, di antaranya Saiwa, Waisnawa, dan Sakta. Agama Hindu disebut sebagai "agama tertua" di dunia yang masih bertahan hingga kini, dan umat Hindu menyebut agamanya sendiri sebagai Sanātana-dharma (Dewanagari: सनातन धर्म), artinya "darma abadi" atau "jalan abadi" yang melampaui asal mula manusia. Agama ini  menyediakan  kewajiban "kekal" untuk diikuti oleh seluruh umatnya—tanpa memandang strata, kasta, atau sekte, seperti kejujuran, kesucian, dan pengendalian diri. Kata Hindu (melalui bahasa Persia) berasal dari kata Sindhu dalam bahasa Sanskerta, yaitu nama sebuah sungai di sebelah barat daya subbenua India, yang dalam bahasa Inggris disebut Indus.

2.2     SEJARAH MUNCULNYA AGAMA HINDU
 Munculnya Agama Hindu di dunia dimulai dari masuknya Bangsa Arya ke India sejak 1500 SM. Masuknya Bangsa Arya ke India membawa perubahan yang sangat besar dalam tata kehidupan masyarakat India. Perubahan tersebut terjadi karena Bangsa Arya mengadakan integrasi kebudayaan dengan Bangsa Dravida dan selanjutnya integrasi ini melahirkan agama Hindu. Bangsa Arya mulai menulis kitab-kitab suci Weda. Kitab suci ini dituliskan dalam 4 bagian seperti Reg Weda, Sama Weda, Yayur Weda, dan Atharwa Weda. Peradaban dan kehidupan bangsa Hindu jelas terdapat juga dalam kitab Brahmana atau dalam kitab Upanisad. Ketiga kitab inilah yang menjadi dasar pemikiran dan dasar kehidupan orang-orang Hindu. Asal-usul agama Hindu ditindaklanjuti dengan adanya perubahan corak kehidupan di India. Corak kehidupan masyarakat Hindu tersebut dibedakan atas 4 kasta, diantaranya: Kasta Brahmana (Keagamaan), Kasta Ksatria (Pemerintahan) Kasta Wacyd/Waisya (Pertanian dan perdagangan), Kasta Cudra /Sudra (Kaum pekerja kasar). Kepercayaan Bangsa Hindu bersifat politeisme (memuja banyak dewa). Di dalam pemujaan terhadap dewa itu sering dibuatkan patung-patung yang disesuaikan dengan peranan dewa tersebut di dalam kehidupan manusia. Patung-patung itu merupakan simbol dari dewa-dewa yang disembahnya seperti misalnya Dewa Brahma sebagai Dewa Pencipta, Dewa Wisnu sebagai Dewa Pelindung, dan Dewa Siwa sebagai Dewa Pelebur atau Pembinasa. Ketiga dewa itu diberi nama Tri Murti. Tri Murti sendiri berarti yang Maha Kuasa. Sedangkan dewa-dewa lainnya yang dipuja seperti Dewi Saraswati sebagai Dewi Kesenian dan Ilmu Pengetahuan, Dewi Sri sebagai Dewi Kesuburan, dan lain sebagainya. Umat Hindu beranggapan bahwa, tempat suci adalah tempat bersemayamnya para dewa, sehingga umat Hindu terbiasa mengadakan ziarah ke tempat-tempat suci untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan bagi umat di dunia. 





2.3     PERKEMBANGAN POLITIK DI INDONESIA
Ø  Masa Prakolonial
Sumber-sumber menunjukkan bahwa Nusantara berisikan berbagai entitas politik sejak awal sejarah. Entitas ini berevolusi dari pusat politik di sekitar perorangan di mana kepemimpinannya diwujudkan dalam diri seseorang yang mempunyai ketrampilan tertentu dan kharisma dan juga menyatakan diri sebagai seseroang yang mirip Tuhan dan mempunyai kekuatan supernatural serta didukung oleh tentara dan rakyat yang membayar upeti kepada raja. (http://www.indonesia-investments.com/id/budaya/politik/item65)
Ø  Masa Penjajahan
Kedatangan bangsa Eropa yang tertarik dengan potensi menjanjikan yaitu perdagangan rempah-rempah adalah salah satu titik balik utama dalam sejarah kepulauan. Memiliki teknologi yang lebih canggih dan persenjataan baru di tangan, orang Portugis dan khususnya orang Belanda, berhasil menjadi pemegang kekuatan ekonomi dan politik yang berpengaruh dan mampu mendominasi kepulauan ini serta mulai menciptakan kerangka politik dan batas-batas baru. (http://www.indonesia-investments.com/id/budaya/politik/item65)
Ø  Sistem pemerintahan orde lama
Masa orde lama yaitu masa pemerintahan yang dimulai dari proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 sampai masa terjadinya G30 S PKI. Orde Lama adalah istilah yang diciptakan oleh Orde Baru. Bung Karno sangat keberatan masa kepemimpinannya dinamai Orde Lama. Bung Karno lebih suka dengan nama Orde Revolusi. Tapi Bung Karno tidak berkutik karena menjadi tahanan rumah (oleh pemerintahan militer Orde Baru) di Wisma Yaso (sekarang jadi Museum TNI Satria Mandala Jl. Gatot Subroto Jakarta). Tokoh dari sistem pemerintahan orde lama yang dimiliki Indonesia ialah siapa lagi kalau bukan Bung Karno. Dengan segenap pemikiran, kepintaran, dan kecakapannya, Bung Karno perlahan mulai "membangun badan" negara ini.
(Sumber : http://mhafizyazid.blogspot.com/2012/11/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html-tentang sistem pemerintahan orde lama.)

Ø  Sistem pemerintahan orde baru
Jatuhnya Soekarno merupakan peristiwa politik cukup menarik dan sangat bersejarah.
Disintegrasi dan instabilisasi nasional sejak periode Orde Lama yang berpuncak pada pemberontakan PKI 30 September 1945 sampai lahirlah Supersemar(Surat Peritah Sebelas Maret). Soekarno menandatangani Surat Perintah 11 Maret 1966 Supersemar yang kontroversial, yang isinya – berdasarkan versi yang dikeluarkan Markas Besar Angkatan darat – menugaskan Letnan Jenderal Soeharto untuk mengamankan dan menjaga keamanan negara dan institusi kepresidenan. Supersemar menjadi dasar Letnan Jenderal Soeharto untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan mengganti anggota-anggotanya yang duduk di parlemen. Supersemar adalah titik balik lahirnya tonggak pemerintahan era Orde Baru yang merupakan koreksi total terhadap budaya dan sistem politik Orde Lama. Orde baru berkehendak ingin melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen sebagai kritik terhadap orde lama yang telah menyimpang dari Pancasila.
(Sumber : http://mhafizyazid.blogspot.com/2012/11/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html-tentang sistem pemerintahan orde lama.)

Ø  Gerakan reformasi|
Gerakan reformasi dilatarbelakangi oleh terjadinya krisis multidimensi yang dihadapi bangsa Indonesia. Semula gerakan ini hanya berupa demonstrasi di kampus-kampus di berbagai daerah. Akan tetapi, para mahasiswa harus turun ke jalan karena aspirasi mereka tidak mendapatkan jalan keluar. Gerakan reformasi tahun 1998 mempunyai enam agenda antara lain (1) suksesi kepemimpinan nasional, (2) amandemen UUD 1945, (3) pemberantasan KKN, (4) penghapusan dwifungsi ABRI, (5) penegakan supremasi hukum, dan (6) pelaksanaan otonomi daerah. Agenda utama gerakan reformasi adalah turunnya Soeharto dari jabatan presiden. Puncak kekesalan demonstran ketika terjadi Tragedi Trisakti tanggal 12 Mei 1998 yang kemudian memicu Kerusuhan besar-besaran Mei 1998 (Kerusuhan Mei 1998)  sehari setelah kejadian tersebut.Beberapa hari mereka menduduki gedung Parlemen kala itu. Ketika didalam gedung terjadi rapat pleno Anggota Dewan. Akhir dari itu tanggal 21 Mei 1998 Suharto secara resmi mengundurkan diri sebagai presiden Republik Indonesia kemudian digantikan oleh wakilnya BJ.Habibie.

Ø  Kabinet Sekarang
Bagian ini menampilkan daftar anggota kabinet presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dinamai Kabinet Indonesia Bersatu II yang diresmikan pada tanggal 22 Oktober 2009 dan akan memerintah sampai tahun 2014, saat pemilu baru akan diadakan. Presiden Yudhoyono tidak akan diizinkan untuk berpartisipasi dalam pemilihan presiden baru pada tahun 2014 karena konstitusi membatas kepresidenan sampai dua kali masa jabatan (masing-masing lima tahun). (http://www.indonesia-investments.com/id/budaya/politik/item65)




2.4     KONSTRIBUSI AGAMA HINDU Dalam KEHIDUPAN BERPOLITIK, BERBANGSA Dan BERNEGARA
Kewajiban moral agama untuk ikut mengarahkan politik agar tidak berkembang menurut seleranya sendiri yang bisa membahayakan kehidupan. Agar agama dapat menjalankan peran moral tersebut, maka agama harus dapat mengatasi politik, bukan terlibat langsung ke dalam politik praktis. Karena bila agama berada di dalam kooptasi politik, maka agama akan kehilangan kekuatan moralnya yang mampu mengarahkan politik agar tidak berkembang menjadi kekuatan yang menekan kehidupan dan menyimpang dari batas-batas moral dan etika agama, masyarakat, dan hukum. Dalam konteks keterkaitan ilmiah, maka hubungan antara agama dan politik harus kita waspadai sehingga ia tidak sampai berjalan pada posisi yang salah. Salah satu ukuran atau kunci yang paling mudah dikenali agar kita dapat menarik batas yang mana politik yang harus dihindari sehingga kita tidak terjebak ke dalam arus politik kotor, khususnya oleh kaum Buddhis adalah dengan menghindari penggunaan kekerasan. Artinya politik yang harus dihindari adalah politik yang menyangkut perebutan kekuasaan melalui penggunaan kekerasan, termasuk dengan memperalat orang lain atau suatu organisasi, apalagi bila sudah menggunakan simbol-simbol agama yang bisa sangat menyesatkan. Jadi, agama secara moral dan politis berada pada posisi yang benar pada saat agama tidak menjadi alat untuk memperebutkan atau mempertahankan status duo kekuasaan. Sehingga pada saat agama mengarah kepada politik kekuasaan, pada saat itulah agama dalam posisi yang salah dan berbahaya. Jadi ada 2 hal keterkaitan yang menjadi wacana diskusi kita, pertama bagaimana agama dapat membentengi diri mereka dari setiap kecenderungan/kekuatan politik yang berkembang di sekitar mereka, sehingga agama dapat tetap menjadi kekuatan pembebas dan bukan sebaliknya menjadi yang dibebaskan atau pencipta masalah karena telah terdistorsi oleh kekuatan-kekuatan politik tersebut. Kedua bagaimana agama dapat memainkan peran moral mereka untuk ikut mengarahkan politik agar tidak berkembang menjadi kekuatan yang menyimpang dan menekan kehidupan.
Tetapi kedua hal di atas hanya dapat berjalan dengan baik bila kita memiliki pemahaman yang cukup mendalam atas setiap proses politik yang berjalan. Tanpa adanya pemahaman atas proses politik, sulit bagi kita untuk membentengi diri karena proses pemahaman tersebut akan menimbulkan kepekaan nurani pada saat politik berjalan pada arah yang salah, sekaligus menimbulkan suatu perencanaan bagaimana arah politik yang seharusnya dan diharapkan, dengan mempertimbangkan nilai-nilai yang menjadi keyakinan kita, baik menyangkut rasa keadilan, kebenaran, dan kemanusiaan.
Sebaliknya, kebutaan kita atas persoalan politik akan membuat kita begitu mudah dibodohi oleh kepentingan-kepentingan dan muatan-muatan politik yang tidak jelas arahnya. Jadi usaha agar agama tidak dikotori dan diberi muatan politik tidak berarti agama harus mengalami pendangkalan fungsinya sebagai agen pembebas. Justru pemahaman atas proses politik diperlukan karena agama memiliki peranan yang penting agar nilai-nilai moral dan spiritual mampu memberikan muatan bagi politik, bukan sebaliknya. Selain itu, saat ini pemahaman atas sistem politik, baik yang menyangkut masalah ekonomi maupun sosial menjadi semakin penting bagi seorang Buddhis karena bagaimanapun juga, berbicara mengenai Buddhisme adalah berbicara mengenai bagaimana kita memahami penderitaan, untuk kemudian memahami sebab dan jalan untuk mengatasinya. Buddhisme akan kehilangan akarnya bila tidak sanggup lagi berbicara dan peduli dengan penderitaan dunia saat ini yang sudah sedemikian kompleks.
Tetapi memahami penderitaan saat ini tidaklah semudah kita memahami penderitaan pada zaman Buddha. Masyarakat luas saat itu tidaklah seburuk sekarang dan sistem yang ada juga belum terlalu kejam. Dan perubahan seseorang masih dapat memberikan pengaruh yang besar. Contohnya adalah Supata yang dikenal sebagai Anathapindika. Ia adalah seorang yang kaya raya, seorang banker pada zaman Buddha, menjadi pendukung seluruh orang miskin di wilayahnya. Tapi pada zaman sekarang, kita mungkin dapat menemukan seorang banker atau raja yang baik, atau bahkan mungkin mengganti penguasa yang lalim, tapi hal ini tetap saja tidak membawa perubahan yang mendasar. Ini bukan semata-mata kesalahan si banker atau penguasa yang lalim.




2.5       PENGARUH AGAMA HINDU Dalam KEHIDUPAN BERPOLITIK, BERBANGSA Dan BERNEGARA
Pada wal berdirinya Negara Kesatuan republic Indonesia, Agama Hindu belum resmi masuk dalam struktur birokrasi Departemen Agama, karena masih diperdebatkan dengan kriteria yang diajukan Depatemen Agama, terutama kriteria dalam Agama Islam, terkait dengan agama, yaitu sebuah agama harus memiliki: Nabi, kitab suci, syahadat. Gejolak perdebatan ini berkepanjangan, Sehingga beberapa pejabat pusat menganggap di Bali masyarakatnya belum beragama, dan dimanfaatkan untuk masuk misionaris ke Bali.
Dalam kehidupan bernegara, bidang politik sangat diperlukan. Namun semua ilmu yang berhubungan dengan politik tidak dapat dipisahkan dengan ilmu dan konsep agama yang telah ada. Pada agama ada suatu kalimat yang membuat dan merupakan konsep awal politik yaitu “Tuhan memerintahkan kepada manusia untuk tidak mendekati perbuatan-perbuatan keji, baik yang nampak maupun yang tersembunyi (Q. 6:151)”, jadi Tuhan melarang perbuatan jelek, perbuatan jahat dan ketidakadilan. Ini dapat diartikan bahwa semua ilmu politik merupakan bentuk nyata dari penggunaan agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sebagai contoh, dalam ilmu politik terdapat pemilihan pemimpim berdasarkan demokrasi, konsep itu didapat dari ilmu agama yang tidak menginginkan adanya perpecahan para pejabat yang akan menyengsarakan rakyat. Dan masih banyak lagi yang merupakan konsep dalam agama dan diadaptasi serta di jadikan politik dalam berbangsa dan bernegara.
( http://akank-sutha.blogspot.co.id/2012/04/hubungan-politik-dan-agama.html)



BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Tujuan hidup umat hindu dan tujuan negara Republik Indonesia, mempunyai arah yang sama yaitu ingin mensejahterakan warganya. Hanya saja negara mempunyai tujuan mensejahterakan warganya secara menyeluruh, sedangkan pada  umat Agama Hindu mempunyai tujuan peribadi umat beragama namun disamping itu umat hindu juga melaksanakan kewajibannya sebagai warga negara dalam membantu mewujudkan tujuan Negara. Hindu membawa pengaruh yang sangat kuat, Agama Hindu telah memberikan ciri untuk perjuangan dan budaya kita termasuk budaya politik di Indonesia. Pengaruh politik Hindu dalam Politik Indonesia, sudah melebur bersama budaya Indonesia, yang terus berkembang sejak perkembangan kerajaan Hindu pertama di Indonesia.
3.2 SARAN
            Saran kami, agar masyarakat atau umat beragama dapat lebih berperan aktif dalam membangun bangsa tidak hanya dalam bidang politik namun juga dalam segala bidang untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.



REFERENSI
(http://www.indonesia-investments.com/id/budaya/politik/item65)







Tidak ada komentar:

Posting Komentar